wanna go night drive?

“Aa!” Elio berseru ketika manik matanya mengangkap sosok kakak tingkat yang sedari tadi dia tunggu didepan mobil Lexus putih.

Aarav yang menyadari presensi Elio lalu mempercepat langkahnya, masih dengan paper bag ditangannya yang bisa ditebak itu adalah makanan pesanan Elio tadi.

Tanpa basa-basi, tanpa malu, tanpa banyak pertimbangan, Aarav langsung memeluk tubuh Elio yang kini sudah mematung didepannya. Elio yang kaget kini merasa lebih tenang, dia tidak pernah merasakan pelukan sehangat ini sebelumnya saat dirinya down gara-gara Bundanya.

Sekarang Aarav bisa merasakan punggung Elio yang mulai bergetar. Laki-laki dibalik punggungnya yang kekar itu ternyata sedang berusaha untuk tidak menangis namun tidak bisa hingga akhirnya tangisnya pecah.

Aarav tidak berkutik, tidak juga melepaskan pelukannya. Dibawanya Elio lebih erat kedalam pelukannya, membiarkan Adik tingkatnya itu mengeluarkan segala kekesalan dan kekecewaan yg tidak bisa ia ungkapkan secara lisan, dia tumpahkan melalui air mata. Sang pemilik punggung kemudian mengelus pelan pundak Elio menyalurkan pesan sekedar menenangkan.

Tak lama setelah itu pelukan dilepas oleh Elio, matanya yang sembab itu dia tutupi dengan telapak tangannya karena malu. Tentu saja Aarav tidak bisa menahan senyumnya dan ingin sekali menyubit pipi Elio yang tembem itu.

“kenapa sih?” Tanya Aarav heran. Elio yang masih malu menampakkan wajah sembabnya itu hanya menggeleng membuat sang kakak tingkat tertawa kecil.

“ayo kita ngasih makanan ke satpam dulu” Ajak Aarav yang langsung megambil satu tangan Elio sampai akhirnya Aarav bisa melihat wajah Elio yang baru habis nangis. Aarav tidak berkomentar, hanya tersenyum tipis lalu menuntun arah ke tempat satpam yang dia lalui tadi. Setelah urusan selesai, mereka kembali dan masuk kedalam mobil Aarav.

***

“kita mau kemana Aa?” Tanya Elio saat mobil Aarav keluar mulai meninggalkan basemen dan melaju ke arah jalan yang tidak dia ketahui. Sejujurnya, Elio anaknya agak sulit menghafal jalan, maka dari itu dia lebih suka naik taksi atau diantar supir.

Aarav yang sibuk dengan kemudi dan fokus pandnagannya yang tadinya ke jalan sedikit dia alihkan hanya untuk menengok wajah penasaran Elio, lalu tersenyum kecil karena gemas dengan tingkah Elio.

“kemana aja yang lo suka” Kata Aarav tak lupa menjawab pertanyaan Elio.

“Gue nggak tau mau kemana deh”

Wanna go night drive sambil cerita-cerita?”

Elio menatap Aarav yang sibuk dengan kemudinya lalu mengangguk. Mungkin bagi Elio atau Aarav, ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk meluruskan masalah beberapa tahun lalu.