Semangkok Mie Ayam
O82
Ketiga teman Nesta — Hilmi, Yeyen dan Rania yang sedang asik mengobrol dengan memakan jajanan kantin mereka kaget saat tiba-tiba Lado sudah ada samping meja mereka dengan gulungan kertas di tangannya. Sedangkan Nesta? Dia tidak sadar, hanya melamun tidak menyadari atensi Lado yang kini sudah duduk didepannya.
Ketiga temannya langsung menghentikan Kegiatan mereka lalu memasang senyum manis kearah Lado. Yeyen yang disamping Nesta menepuk pundak Nesta kecil hingga cowok agustus itu tersadar.
“Anjing kaget” itu yang keluar dari mulut Nesta sesaat setelah dia menyadari kalau asdosnya itu sedang duduk menghadap dirinya. Lado menyentil dagu kecil dahi Nesta, membuat teman-temannya kaget bukan main.
“Beneran kesini?” Tanya Nesta. “Lo pikir?” Lado bertanya balik, dibalas dengan decakan kesal Nesta.
“Mana formulirnya” Tanya Nesta.
Lado mulai membuka gulungan formulirnya lalu membagikannya kepada Nesta dan Hilmi. Hilmi menerima dengan ssnyum manis yang dibalas dengan senyum Lado, sedangkan Nesta langsung mengambil formulir itu dari tangan Lado. Bukan mengambil, lebih tepatnya merampas. Lado hanya terkekeh lalu menggeleng kecil. Sedangkan teman-temannya? Mereka hanya bisa pasrah.
“Lo udah makan?” Tanya Lado “udah” “Makan apa?”
Nesta melirik sekitaran meja. “Ini, tadi jajan sotong” katanya sambil mengangkat plastik yang didalamnya masih tersisa 2 buah sotong dengan bumbu balado dan merica yang sangat menyengat.
“Bohong kak, itu punya gue. Dia mah dari tadi belum makan, katanya ngga mood” itu hilmi yang cepu. Nesta sudah memberikan tatapan kesalnya ke arah hilmi, sedangkan hilmi membalas dengan menjulurkan lidahnya. Rania dan Yeyen hanya tetawa kecil melihat tingkah mereka.
Sudut bibir Lado terangkat lalu lagi-lagi menggeleng melihat tingkah Nesta. Dia berdiri lalu menarik tangan Nesta hingga pria yang didepannya juga ikut berdiri.
“Pinjam Nesta bentar” Kata Lado. “Lama-lama juga gapapa kak” Jawab Rania. “Iya, bawa pulang aja kak, nyusahin anaknya” Tambah Hilmi. Nesta menghadiahi teman-temannya jari manis yang diangkat ke udara. “Nesta lo ngapain?” Tanya Lado. “Apa sih ini jari manis, bukan jari tengah”
Lado lalu membawa dia ke tempat duduk yang kosong dipojok belakang. Teman-temannya diam-diam memperhatikan mereka.
“Jangan cemburu, Yen” goda Hilmi. “Siapa yang cemburu anjir pekok” Yeyen langsung menjitak kepala Hilmi
“Dimakan itu mie ayamnya. Gua aja yang lo anggurin, mie ayamnya jangan” Lado mengomel.
Nesta dengan sedikit kesal lalu memakan mie ayam yang ternyata dia sangat lahap memakannya. Lado tersenyum puas.
“Lo ngga mau cerita kenapa lo nangis dikelas tadi?” Tanya Lado. Nesta tidak menjawab, hanya sibuk melahap mie ayamnya. Ternyata dia lapar juga.
“Omongin baik-baik ya sama Jeje, biar enak. Kalo boleh lo berdua saling terbuka. Maaf kalau kesannya gua nih ikut campur banget. Gua cuma ngga mau liat Jeje kacau, lo juga kacau. Apalagi gua asdos lo, dan baru hari pertama kuliah aja lo udah ngga fokus”
“Nesta.. lo dengerin gua gak sih
Nesta mengangkat kepalanya. “Katanya lo nya dianggurin aja, mie ayamnya jangan” jejel Nesta yang masih mengunyah mie ayam.
Lado memejamkan matanya sekejap sambil menarik nafasnya dalam. Tidak, dia tidak kesal tapi dia gemas dengan tingkah Nesta apalagi saat mulutnya penuhin dengan makanan.
Lado mengambil formulir Nesta, digulungnya kembali lalu dia memukul kepala Nesta dengan kertas itu. Tenang saja, tidak sakit sih.
“Nggak gitu juga”
“hmm” balas Nesta malas.
“Dengerin apa kata gua tadi”
“Iye iye, diam gua lagi fokus makan ini jangan diganggu”
“Makan aja lo fokus, giliran kelas enggak”
“Gua ini sebenarnya anaknya ambis. Lo tau kak, gua ngerjain jurnalnya dari hari jumat”
“Wih keren tuh”
“Iya soalnya biar hari minggu bisa main”
“Yeee dasar bocah” Lado memukul kepala Nesta lagi dengan kertas itu.
“Nanti pulang kuliah gua mau periksa jurnalnya”
“Kasih nilai yang bagus ya kak”
“Tergantung lah”
“Pelit lo, huuu” seru Nesta sambil memberikan thumbs down didepan mata Lado. Lado hanya terkekeh gemas.