Kemeja Jeje
136
Nesta sedang sibuk membaca buku pengantar hubungan internasional yang Lado pinjamkan untuknya. Dia membaca materi world war sejak dari tadi. Sejak itu pula tanpa Nesta sadari Lado sedang memperhatikan Nesta diam-diam.
Lado memperhatikan bulu mata Nesta yang panjang, rambutnya yang panjang hampir sejajar dengan bulu matanya, tangannya yang kadang menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bibirnya yang komat-kamit. Lado tersenyum, dia sudah seperti orang gila, tapi memang benar adanya cinta itu bikin gila.
Nesta yang seketika menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan langsung mengangkat wajahnya dan menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya. Pria itu mengerutkan dahi mendapati sang kakak tingkat di depannya ini bukannya mengutak-atik laptopnya malah sibuk memperhatikannya.
Pria agustus itu mengangkat jari telunjuknya dan menoel dari Lado, membuat kepala pria itu jatuh kebelakang, bersamaan dengan kekehan kecil dari lado membuat mata pria itu menghilang dari pandangan Nesta.
“Kenapa sih Lo?” Tanya Nesta bingung.
Lado memajukan kepalanya dengan menopangnya dengan kedua telapak tangannya membentuk kelopak bunga untuk menahan dagunya. Lalu tersenyum lagi membuat matanya hilang hanya menyisakan gua garis bagaikan bulan sabit.
“Nesta..” panggil Lado. Nesta yang hendak kembali membaca materinya kembali menengok. “Hmm?” Balasnya.
“Lo pakai bajunya Jeje ya?” Tanya Lado.
Nesta kaget sedikit malu. “Sok tau” hanya itu balasan Nesta lalu kembali membaca buku. Lado tidak bisa berhenti menatap mabanya itu lalu tertawa kecil sebelum dia kembali sibuk dengan laptopnya.