first time after so long

Jangan lupa dengerin lagu SO7 – https://open.spotify.com/track/1nfOP7xNHeFSPOlziXswJc?si=c6812423398c4f51

Setelah menerima pesan dari Aarav ngirim yang ngasih tau kalau Aarav sudah sampai di basement apartemennya, Elio bergegas turun untuk menghampiri sang kakak tingkat itu, tidak ingin kakak tingkatnya menunggu lama.

Bohong kalau dibilang Elio tidak deg-degan. Kali ini dia sedang berlari bersamaan dengan jantungnya berdegup kencang seakan dirinya dan jantungnya sedang berlomba siapa yang akan sampai pada garis finish lebih dulu.

Tidak perlu menanyakan apa plat nomor mobil Aarav, pria itu sudah berdiri dan bersandar dimobil bmw series touring putih miliknya. Saat pandangan mereka bertemu, Aarav langsung melambaikan tangan mendapatkan perhatian Elio.

Tak sampai disitu, Aarav juga membukakan pintu untuk Elio, membuat sang adik tingkat itu tersenyum malu-malu. Pasalnya dia tidak pernah diperlakukan seperti ini.

Setelah selesai memakai seat belt-nya dan melihat yang lebih muda juga sudah selesai dengan urusannya, Aarav memberikan Elio satu kantung plastik indomaret yang dia ambi dari jok belakangnya.

“Ini sarapannya, dimakan sekarang aja”

Dahi Elio berkerut, dia tidak menyangka sang kakak tingkatnya ini akan repot-repot membelikan untuknya. Dengan ragu Elio pun mengambil kantung plastic itu, setelah itu Aarav langsung menarik pedal gas mobilnya hingga mobil itu berjalan meninggalkan basemen apartemen Elio.

Tak lupa menyalakan radio mobil yang kebetulan memutarkan lagu Hari Bersamanya milik Sheila On 7.

“Dimakan aja” Kata Aarav yang menengok sebentar kea rah Elio yang masih memegang kantung plastik itu lalu kembali fokus dengan kemudinya.

Sedetik kemudian Elio lalu membuka kantung plastic itu dan mengambil satu onigiri tuna mayo tidak pedas. Untung saja Aarav membelikannya yang tidak pedas walaupun tadi Elio tidak menjawab pertanyaan Aarav.

Tak lama tawa keluar dari mulut Aarav saat dia kembali melirik sedikit kearah Elio yang kini onigirinya sudah berantakan. Elio yang merasa sedang diketawain sama kakak tingkatnya itu langsung malu, mukanya merah seperti kepiting rebus.

Aarv menepikan mobilnya sebentar lalu membukakan onigiri Elio karena ternyata anak itu tidak bisa membuka onigiri dengan benar, kepekaan Aarav itu tambah bikin Elio malu dan rasanya dia ingin kabur sekarang. Pahanya penuh dengan sisa-sisa onigiri yang berjatuhan tadi.

“Nih udah, sekarang makan yang bener” Kata Aarav sambil memberikan onigiri yang sudah dia buka.

“M-makasih” Ucap Elio masih malu-malu

“Lo gak berubah ya ternyata”

“Berubah? Emang gue power rangers?”

“Hahhaha, Elio lo lucu banget sih”

“Lucuan mana gue sama shaun the sheep?” Tanya Elio sambil mengunyah onigirinya

Aarav menatap Elio bsedikit bingung lalu tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala.

“Lucuan lo lah, Shaun the sheep mah mana ada lucu-lucunya” “Kalau gue sama snowball?” Tanya Elio lagi saat Aarav kembali menjalankan mobilnya.

Aarav masih berpikir sambil pandangannya masih focus ke jalanan namun sesekali melirik Elio yang sibuk dengan makanannya. Aarav tersenyum saat dia menemukan jawabannya.

“Snowball” Jawab Aarav.

“Betul‼ Snowball lucu banget, pengen gue gigit” Elio menceritakan dengan sangat excited sambil menggerakkan tangannya memberi gambaran bagaimana dia ingin sekali mengigit snowball dengan tangannya. Lagi-lagi Aarav dibuat ketawa dan gemas melihat tingkah Elio.

“Snowball nya kan lo, Lio” Saat mendengar gombalan itu Elio hanya tersenyum lalu memukul lengan kiri Aarav.

“Gombal jelek!”

“Aw! Beneran ini, lo kayak Snowball makanya gue bilang Snowball itu lucu, karena dipikiran gue snowball itu-“ belum selesai Aarav menyelesaikan perkataanya, Elio langsung menyuapinya dengan onigiri miliknya yang belum habis.

“Nih makan dulu, cerewet banget” Tanpa menolak, bibir Aarav pun terbuka dan ikut memakan onigiri Elio.

Pagi ini Aarav bahagia dibuat Elio. Dalam hatinya dia menyesali tekah mengiyakan permintaan Elio yang ingin putus darinya yang bahkan dia sendiri tidak tau pasti apa alasan Elio saat itu.

Kalau saja dulu gue bisa ngomong ‘tidak’, that’s sad.. Batin Aarav.