Dia Yang Terluka.
194
Sudah seminggu setelah lkmm dan tragedy di api unggun itu, Lado dan Nesta tidak banyak berkomunikasi. Isi chat mereka hanya tentang Lado mengirimkan referensi bacaan untuk tugas jurnal atau hanya informasi-informasi tentang kuliah, pokoknya hanya sebagai asdos dan mahasiswa, kating dan adting. Bahkan penilaian Lado di jurnal Nesta tidak seramai sebelumnya. Pokoknya mereka hanya berkomunikasi seadanya saja.
Seminggu ini Lado banyak berpikir dan sepertinya seminggu ini sudah cukup bagi Lado untuk memutuskan semuanya. Sebenarnya tidak begitu cukup, tapi setidaknya dia bisa memberikan kesimpulan tanpa ragu.
Lado juga sudah menceritakan semuanya kepada teman-temannya di warjok dan sudah mendapatkan beberapa masukan. Terutama dari Jeje yang sekarang bisa dibilang adalah orang yang paling tau Nesta dan isi keraguan Nesta. Dari cerita yang Jeje kasih dan petuah-petuah yang teman-temannya berikan dia mendapatkan semangatnya kembali.
“Dia terluka, Lad” ucap Jeje sambil menepuk pelan pundak Lado.
“mau sebesar apa luka itu, kalau orangnya nesta itu susah ” Tambah Jeje lagi.
“Percaya sama gue yang menjadi tempat cerita Nesta, gue jujur saja udah muak sama sifat Nesta yang denial. Gue malah kasian sama Yeyen yang nanti bakal beneran baper sam Nesta dan Nesta ngebuat dirinya jadi orang yang jahat disini. So, gue harap lo nggak nyerah dan bawa Nesta kembali ke akal sehatnya” Kata Hilmi yang saat itu juga ikut kumpul dengan mereka.
Malam itu Lado memutuskan untuk bertemu dengan Yeyen, entah darimana keberanian dia yang jelas dia sangat butuh ngomong dengan Yeyen. Untung saja Yeyen mengiyakan ajakan Lado dan mereka akhirnya mengatur waktu untuk bertemu dan sampailah mereka malam ini.
“Kayaknya lo udah tau ya, Yen , soal gue sama Nesta?” Ucap Lado tanpa basa-basi. Sambil menghisap rokoknya, menghembuskan asap yang mengepul diudara lalu dia kibaskan kea rah berlawanan karena sedang menghargai perempuan yang duduk didepannya karena takut Yeyen tidak bisa menghirup asap rokok.
Ya, sepertinya sudah banyak yang tau apalagi kejadian waktu LKMM yang bikin banyak orang udah tau kalau Lado lagi deketin Nesta. Jadi dia rasa tidak perlu basa-basi dan biar semuanya cepat clear. Sang lawan biacara hanya mengangguk pelan, seperti sedang was-was dengan Lado.
“Gue denger lo lagi deket sama Nesta, bener Yen?” Tanya Lado dengan suara yang lebih santai dan halus karena takut membuat Yeyen menciut. Jujur saja dia tidak pernah berbicara dengan cewek soal beginian makanya dia juga kadang takut sendiri jika dalam nada atau perkataannya bisa menyinggung sang lawan bicara. Apalagi dia dan Yeyen bisa dibilang tidak dekat.
“Lo bisa jujur ama gue, Yen. Gue bisa jaga rahasia, pokoknya cerita lo aman di gue. Tapi kalau lo rasa nggak bisa cerita ke gue yang stranger bagi lo, gue juga paham sih”
“Gapapa, gue certain ya biar jelas terus lo juga nggak kepikiran” Ada perasaan lega saat Lado mendengar itu dari Yeyen, memang benar selama ini dia overthinking soal Nesta dan Yeyen.
“Sebenarnya Nesta udah cerita sama gue, soal masa lalu dia, gue nggak bisa cerita ke lo yang soal ini biar dia yang cerita sendiri ke lo. Jujur, sebelum tau itu semua gue udah baper duluan ke Nesta tapi gue berusaha biar nggak baper kak karena dia teman gue yang udah temenan lama sama dia.
Tapi lama-lama gue nggak bisa tahan, Nesta selalu baik ke gue, perlakuan dia ke gue beda banget hingga pada akhirnya gue nyatain perasaan gue ke dia tapi gue ditolak. Jujur sakit sih haha, terus Nesta jelasin semuanya kalau sebenarnya dia mau berubah, dia ingin kembali buat suka cewek karena trauma dia, tapi tetap gak bisa apalagi pas ketemu lo, dia makin gak bisa. Dia sudah berushaa buat nggak suka sama lo makanya dia larinya ke gue”
Saat itu juga tangis Yeyen tumpah, Lado tidak tau harus bereaksi seperti apa, demi apapun sebenarnya dia lega tapi disisi lain dia juga terluka dengan cerita Yeyen, dengan Yeyen yang menangis didepannya, dia bisa merasakan luka itu.
“Maaf ya, Yeyen. Gue minta maaf atas Nesta yang udah bikin lo hancur begini”
“Gak kak, gue hancur karena ekspektasi gue sendiri. Padahal gue sendiri udah bilang nggak mau jatuh cinta sama sahabat gue sendiri”
“Gue harus gimana Yen? Jujur gue ini bingung banget. Nesta aja nggak pernah nunjukkin kalo dia juga tertarik ke gue”
“Pesan gue jangan nyerah aja sih, lo tau nggak sih gue sama Rania itu butuh waktu lama biar bisa jadi teman Nesta, tau. Dia terluka, jadi dia butuh seseorang yang nyembuhin lukanya. Gue nggak bisa, Rania dan Hilmi juga nggak bisa, Kak Jeje nggak bisa, semoga lo bisa asal lo nggak nyerah. Dengan lo yang terus deketin dia, bisa kelihatan kalau lo itu tulus, Kak”
Malam itu berakhir dengan Lado yang sudah mantap dengan keputusannya, berkat orang-orang sekitarnya. Lado bukan dokter dan juga bukan perawat, tapi dia ingin mengobati Nesta yang sedang terluka dengan cara dia sendiri.